Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Gimana kabar kalian? Semoga selalu diberikan kesehatan untuk kita semua. Aamiin.

Jadi di tulisan pertama ini, gua bakal mengisi tentang "Introduction", baik tentang profil pribadi, petualangan hidup secara garis besar, dan beberapa kenangan yang menurut gua patut untuk dituliskan. Kalo kalian tau kan ada tuh pepatah yang mengatakan "Tak kenal maka tak sayang", maka dari itu di awal postingan ini gua mau memperkalkan diri gua dulu. Tujuannya bukan cuma biar lu pada kenal sama gua, tapi juga biar kita bisa saling mengenal satu sama lain.

Sebelum dilanjut, doakan semoga dari tulisan pertama ini, gua diberikan kekuatan untuk selalu istiqomah dan konsisten agar bisa menulis lebih banyak lagi dalam blog ini. Walaupun sebenernya gua ngga tau nih blog nantinya bakal bermanfaat apa ngga buat orang banyak, tapi paling ngga ya bisa bermanfaat buat diri gua terlebih dahulu untuk bisa rajin dalam menulis dan memperbaiki tulisan gua yang masih bisa dikatakan berantakan.

Ya itu aja, mari kita kembali ke topik utama yaitu perkenalan tentang diri gua:

Perkenalan


Seperti tujuan awal kalo gua di sini mau kenalan. Perkenalkan nama gua Naufal Humam Manshur, biasa dipanggil Humam. Terlahir di Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah (Rumah Mbah) pada hari Jumat, 24 Januari 1997. Gua yakin ngga banyak yang tau di mana Sidareja berada, karena emang tempatnya biasa aja dan ngga terkenal. Alhamdulillahnya, gua terlahir dengan keadaan sehat dan wal afiat tidak ada kekurangan yang berarti. Hal itu patut disyukuri bagi gua sendiri dan keluarga besar gua.

Nama bapak gua yaitu Ahmad Mansur dan nama Ibu gua Ulfatus Sangadah. Beliau-beliau bisa dibilang orang yang memiliki peran sangat penting karena udah ngerawat gua dengan sabar dari kecil hingga sekarang ini, meskipun dari kecil udah banyak dosa dan nyusahin. Selanjutnya, ada abang gua yang bernama Farid Jauhari Mansur dan ade gua Syifa Aulia Manshur. Sudah sangat jelas bahwa di sini gua adalah anak tengah atau anak kedua.

Gua dari kecil bisa dibilang anak yang ngga terlalu mandiri (walaupun nanti perjalanan hidup gua nampak mandiri). Karena emang masih sering minta pertolongan dan perlindungan dari abang gua. Apalagi jarak antara gua dan ade gua yang bisa dibilang jauh, sekitar 7 tahun itu menjadikan gua mempunyai lebih banyak waktu untuk diperhatikan lebih oleh orang tua.

Tapi makin ke sini gua makin ngerti bahwa gua harus berubah untuk ngga boleh terlalu di zona aman dan nyaman lagi, berubah secara perbuatan maupun pikiran. Karena hidup ini sangatlah complicated, sehingga kita harus bisa struggling. Langkah nyatanya adalah dengan memperbaiki secara sikap, pikiran, dan yang tak kalah penting adalah mental gua sendiri.

Perjalanan Hidup


Hidup gua bisa dikatakan sedikit berbeda dengan kebanyakan orang. Yak, kehidupan gua "Nomaden". Dimulai ketika gua masih bocah banget, ya kira-kira balita, gua udah hidup bersama keluarga gua di Jakarta, di sana gua bersama orang tua sempet berpindah-pindah tempat tinggal. Mungkin sekalian nyari tempat yang cocok secara budget dan lingkungannya (ngga tau pastinya). Hingga pada akhirnya sekeluarga memutuskan untuk tinggal secara tetap di Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Mepet-mepet Jakarta, sekitar setengah jam dari perbatasan Jakarta-Banten kalo naik motor. Tapi, bukan hal di atas yang gua maksud "Nomaden", "Nomaden" yang dimaksud di sini adalah perjalanan pendidikan gua dan di mana gua bertempat tinggal.


Ketika gua masih bocah

Dimulai ketika umur gua masih 5 tahun, di situ lah gua memulai karier pendidikan gua sebagai siswa TK (Taman Kanak-Kanak) Tunas Harapan di Ciputat. Pada masa ini ya gua seperti bocah pada umumnya, masih ingusan dan kaya gembel malah. Dan bisa dikatakan, kepintaran gua lumayan tertinggal dari bocah-bocah lain seumuran gua. Tertinggal dalam artian belum bisa membaca dan menulis. Beda banget sama kebanyakan bocah yang udah belajar dulu paling ngga dikit-dikit tentang membaca dan menulis sebelum mereka masuk ke sekolah TK ini. Gua di TK cuma 1 tahun (Iyalah jangan kelamaan).

Setelah itu, gua masuk SD (Sekolah Dasar) N Ciputat 6, SD yang lumayan favorit di lingkungan Ciputat. Walaupun gua udah memasuki jenjang yang lebih tinggi, tapi masih aja sifat ingusan gua terus kebawa. Tapi yang berbeda adalah di sini gua lebih giat dan rajin. Mungkin karena gua tau di TK dulu gua merasa ketinggalan dan masih banyak kurangnya, gua berubah dah di SD ini. Saking rajinnya, gua sering mendapatkan ranking di kelas. Dari situlah gua jadi semakin semangat. Sebenernya di SD juga gua jarang banget belajar, cuma emang gua lebih rajin merhatiin guru nerangin pelajaran waktu di kelas aja. Jadi ya paling ngga ada satu/dua yang nyantol di kepala. Baru dah di luar kegiatan sekolah, gua tinggal main-main aja ngga perlu memikirkan pelajaran lagi. Gua di SD Alhamdulillah 6 tahun aja, ngga lebih ngga kurang.


Gua mau berangkat sekolah dengan sepeda kebanggan

Setelah lulus SD, orang tua menginginkan gua untuk bersekolah di daerah Mejenang (masih masuk Kabupaten Cilacap), di situ pertama kalinya gua menjadi anak perantauan dan untuk pertama kalinya jauh dari orang tua. Di Majenang, gua masuk pada sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu SMP N 1 Majenang. Di sana, gua tinggal di suatu pondok pesantren yang bernama Miftahul Huda, yaitu sebuah pondok pesantren di daerah Cigaru yang menekankan pelajaran membaca kitab kuning untuk para santrinya. Setiap sebulan sekali, gua pulangnya ke rumah mbah gua yang ada di Sidareja, perjalanan yang gua tempuh untuk menaiki kendaraan umum sampe rumah mbah gua sekitar 2 jam. Sebenernya yang buat lama itu bukan karena jaraknya yang jauh. Tapi karena kendaraannya aja yang susah didapet. Selain itu, angkotnya juga ngga mau berangkat kalo emang belum keisi banyak penumpang. Wah, nunggu biar keisi aja bisa sampe setengah jam. Lama banget kan itu. Penyebabnya mungkin emang karena tempatnya bisa dikatakan terpencil. Jadi secara transportasi masih kurang banget. Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya gua bisa menyelesaikan pendidikan gua di SMP selama tiga tahun dan dengan hasil Ujian Nasional (UN) yang cukup memuaskan. Alhamdulillah.

Perjalanan gua ngga berhenti cuma sampe situ, setelah SMP gua melanjutkan ke jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas) di daerah Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah dan gua tinggal pada sebuah rumah kos. SMA gua bernama SMA Negeri 2 Purwokerto, jujur itu sekolah sangat berkenang bagi gua, penuh dengan cerita. Di sana gua memiliki banyak teman dengan berbagai bentuk, rupa, dan asal. Ada yang gokil, lucu, cantik, ganteng, aneh, ngga tau malu, sangar, cupu, dan masih banyak lagi dah bentuknya. Walaupun dengan perbedaan yang sedemikan rupa, ngga pernah ada tuh keributan dan masalah yang terjadi. Semua akrab. Semua dekat. Semua teman. Karena emang kami saling menutupi kekurangan dan tau kalo perbedaan itu ngga harus dijadikan sebuah masalah. Dan kerukunan itu ngga hanya terjadi pada kelas masing-masing, bahkan dengan kelas lain kami tetap akrab. Dan pada masa ini saya baru mengerti arti dari sebuah pertemanan. Di SMA ini angkatan gua memiliki nama yaitu "Aksata Bima 15", itu adalah sebuah nama untuk angkatan 2015 SMA Negeri 2 Purwokerto. Aksata Bima 15 memiliki kepanjangan "Aksata Abhipraya Smada 15" yang berarti "Hubungan yang tidak pernah putus untuk Smada 15", harapannya walau udah pada lulus nanti tetapi hubungan baik bisa terus terjalin. Sungguh pada masa ini banyak sekali hal yang dapat dikenang dan tak terlupakan.


Angkatan 2015 SMA Negeri 2 Purwokerto. AKSATA BIMA 15


Dan kita masuk di bagian akhir, kita berada pada tahap di mana gua yang udah harus menjadi orang yang lebih dewasa, yaitu masa kuliah, masa menjadi seorang mahasiswa. Setelah melalui banyak seleksi masuk perguruan tinggi dan banyak proses, Alhamdulillah akhirnya gua masuk di Departmen Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang dan menemukan teman baru. Di mana gua akan melalui hari-hari bersama banyak teman dari Teknik Geodesi, terutama Teknik Geodesi 2015. Mereka semua juga banyak rupanya dan asalnya. Ada yang dari Padang, Medan, Siantar, Samosir, Ajibata, Kisaran, Jambi, Sidikalang, Binjai, Balige, Banten, Tangerang, Jakarta, Bekasi, Demak, Pekalongan, Pati, Purbalingga, Banyumas, Jepara, Banjarnegara, Kendal, Brebes, Pontianak, Jogja, Bergas, Salatiga, Semarang, Sragen, Banyuwangi, Bojonegoro, Bima NTB, Ruteng NTT, Nganjuk, dan masih banyak lagi yang belum disebut, gila gua niat banget nyebutin hampir semua ya. Semoga dengan perbedaan itu, Geodesi 2015 tetap menjalin hubungan yang rukun tanpa mempemasalahkan dari mana asal teman mereka dan latar belakang apapun. Hingga pada akhirnya bisa menjadi sebuah keluarga yang saling terhubung jiwanya.

Geodesi 2015!!!
JOS!!!
Teknik Geodei Undip Angkatan 2015. JOS!

Cukup segini aja cerita tentang gua dan perjalanan gua. Mungkin dari lu ada yang membacanya dengan rasa membosankan dan biasa aja ya gapapa, gua maklumi. Karena semua itu masalah perspektif. But, big thanks to orang-orang yang udah mau membaca keseluruhannya. Semoga dari tulisan gua yang sedikit ini bisa bermanfaat dan menginspirasi. Atau paling ngga bisa diambil sedikit pelajaran yang baik-baik.

Mungkin udah itu aja sebelum makin panjang lagi.
Terima kasih dan Wassalamu'alaikum Wr. Wb.