Buku Filosofi Teras (Setelah Post Processing Warna)
Hai...
Bertemu lagi kita di masa yang kurang menyenangkan ini. Ya betul, Covid-19. Tapi gua berharap semoga kita selalu sehat dan diberi kelancaran dalam segala urusan, terutama ekonomi kali ye haha. Aamiin.

By the way, ini adalah sesi terbaru gua, ya lagi coba-coba aja. Sesi ini gua sebut #UlasUlas (keren kan namanya? Buahahaha). Jadi sesi ini isinya tentang review sesuatu, entah buku, film, series, lagu (mungkin?), apa aja yang bisa direview dan menurut gua menariq nan seru. Review pertama gua ini berupa buku yang berjudul "Filosofi Teras".

Sebelum gua mengulas isi bukunya, gua mau cerita singkat gimana gua bisa ketemu (alias tau) sama itu buku. Berawal gua suka baca artikel di greatmind.id yang menurut gua isi artikelnya bagus bagus bagus. Dan, contributornya juga orang-orang yang keren. Maka dari itu, harapan besar gua adalah suatu saat bisa menjadi contributor di greatmind.id juga. Aamiin.

Lanjut...

Setelah sering baca artikel di webnya, gua mulai iseng deh buat mengunjungi channel youtubenya. Di sana gua liat video yang berjudul "Henry Manampiring: Cintai Nasibmu". Gua penasaran tuh, apa maksudnya "Cintai Nasibmu", langsung deh gua tonton. Dan setelah nonton, gua ngerasa relate banget sama isi videonya. "Relate banget"-nya gua kasih tau di bawah sekalian nyeritain sedikit isi bukunya. Intinya bercerita singkat tentang Stoisisme (Filosofi Teras). Oke, dari situ juga gua tau buku tentang "Filosofi Teras".

Penulis buku ini adalah Henry Manampiring, beliau udah pernah nulis beberapa buku gitu, jadi Filosofi Teras bukanlah buku pertamanya. Cetakan ke-12 buku ini pada bulan Desember 2019. Judul lengkap buku ini adalah "Filosofi Teras: Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini". Udah jelas kan sama judulnya? Jadi buku ini bercerita tentang filsafat Yunani yang sudah lama lahir dan dirasa cocok diimplementasikan untuk masa kini. Filsafat ini ngga bakal menyimpang dari ajaran agama, tenang aja. Malah menurut gua cocok untuk setiap ajaran agama, apapun. Poin dari buku ini adalah gimana caranya kita bisa hidup tenang dan damai dalam menghadapi ke-semerawut-an yang ada di kehidupan sehari-hari. Tentu, setiap hari, setiap saat, tidak jarang kita merasa stress dengan berbagai hal. Nah buku ini bisa menjadi jawaban untuk kita semua. Bukan tentang hal menekan amarah, tapi berusaha menghilangkan amarah. Walaupun tidak mudah untuk menjadi Stoic (orang yang berpahaman Stoisisme) yang sempurna, berusaha dan terus berusaha. Narasi di atas kenapa gua bilang "relate banget".

Nah, gimana si ulasan tentang buku Filosofi Teras?

Gua ngga mau spoiler-in terlalu banyak isi bukunya. Karena kalo kalian niat nyari di internet, banyak penjelasannya. Atau mungkin cari-cari videonya juga banyak, ini fokus review aja. Menurut gua, walaupun buku ini halamannya ngga terlalu banyak (sekitar 300an halaman) dan ukuran bukunnya relatif kecil, tapi isinya bener-bener padat dan on point banget. Sehingga, walau ukurannya relatif kecil tetap menyajikan isi-isi yang terbilang penting untuk disampaikan ke pembaca.

Selain itu, kelebihannya lagi ukuran bukunya ringan, jadi pembaca enak mau baca tuh buku dalam berbagai posisi, entah duduk, tiduran, tengkurep, jungkir balik, dan berbagai posisi lainnya hehe. Perpaduan warna dari isi buku ini juga gua (pribadi) suka, ngga cuma polos hitam-putih, tapi ada selipan warna biru ke-hijau-an, warna menurut gua merupakan aspek pendukung untuk meningkatkan daya tarik membaca. Dan dan dan, yang paling kerennya lagi, banyak ilustrasi dalam buku ini yang lucu dan mendukung banget narasi isi bukunnya, makin seru ga tuh?

Kalo kekurangannya menurut gua pribadi si ini setiap paragrafnya ngga rata kanan-kiri (cuma rata kiri), gua kurang suka aja, kesannya kaya kurang rapih. Selain itu, halamannya kurang banyak hehehe, karena isinya emang seru banget jadi pengen baca terus dan sayangnya masih susah nyari literatur Stoisisme dalam bahasa. Oh iya satu lagi, banyak kalimat pengulangan, contohnya tentang "Dikotomi Kendali", mungkin ini bisa menjadi nilai plus karena memang penulis berharap para pembaca tidak melupakan konsep "Dikotomi Kendali" yang bisa jadi dasar untuk setiap berkegiatan menjadi Stoic.

Kesimpulan buku ini?

Menurut gua recommended si (udah kaya GedgetIn aja dah hahaha). Tapi emang beneran gua rekomendasikan buat kalian-kalian. Terutama anak muda, orang dewasa, dan lansia kali ya. Buku ini bisa jadi pegangan untuk menghadapi ketidakpastian dalam dunia ini dan sebagai obat pereda stress. Karena kita dituntut untuk me-manage pikiran kita. Selain itu, seru juga kayanya untuk baca buku ini berkali-kali. Harapannya supaya nilai-nilai buku ini tertanam dalam pikiran kita, sehingga kita bakal lebih lancar untuk menerapkan nilai Stoisisme dalam kehidupan sehari-hari.

Mungkin itu dulu ulasan dari gua. Karena ini pertama kali gua nge-review, bagi kalian yang sudah membaca artikel ini dan ada kritik saran. Bisa banget disampaikan, via komen atau chat di sosial media gua. Karena hal tersebut sangat membantu dalam penulisan gua selanjutnya.

Terima kasih untuk kali ini dan ayo menjadi seorang Stoic!


#UlasUlas